6 March 2013

PENGGUNAAN ISTILAH INDONESIA BAGI PERGERAKAN NASIOANAL

Posted by infinitize on Wednesday, March 06, 2013 in , | No comments


A.Penggunaan Istilah Indonesia Sebagai Identitas Nasional
 Istilah ‘Indonesia’ berasal dari kata India (bahasa  Latin untuk  Hindia) dan kata  nesos  (bahasa Yunani untuk kepulauan), sehingga kata ‘Indonesia’ berarti kepulauan HIndia. Istilah Indonesia, indonesisch, indonesier makin tersebar luas pemakainnya setelah banyak dipakai oleh kalangan ilmuwan seperti  J.R Logan, Adolf Bastian, Van Vollen Hoven, Snouck Hurgronje, dan lain-lain.
Istilah Indonesia muncul pertama kali pada tahun 1850. Nama   Indonesia diperkenalkan oleh James Richardson Logan, seorang redaktur majalah Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia   (Jurnal Kepulauan Hindia dan Asia Timur) dan juga seorang pegawai pemerintahan Inggris di Penang Malaysia. Dalam Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia Volume IV halaman 252-347, James Richardson Logan  menulis sebuah artikel berjudul  The Ethnology Of The Indian Achipelago ( Etnologi dari Kepulauan Hindia). Dalam  artikelnya tersebut, Logan  menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab istilah Indian Archipelago ("Kepulauan Hindia") terlalu panjang dan membingungkan. Logan mencantumkan nama ‘indonesia’ dalam artikelnya tersebut.Maka, sejak saat itu lahirlah istilah Indonesia.
Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel (Indonesia atau Pulau-Pulau di Kepulauan Melayu)yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara di kepulauan itu pada tahun 1864 sampai 1880. Buku Bastian inilah yang memopulerkan istilah "Indonesia" di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah "Indonesia" itu ciptaan Bastian..Pada kenyataannya, Bastian mengambil istilah   "Indonesia" itu dari tulisan-tulisan   Logan.
Sejak saat itu, istilah Indoneia dipakai dalam ilmu etnologi, hukum adat, dan ilmu bahasa.Dalam hal ini guru-guru besar Universitas Leiden seperti R.A Kern, Snouck Hurgronje, van Vallen Hoven,dll berjasa sangat besar dalam menyebarluasakan kata Indonesie , Indonesier, dan Indonesisch.
Pemakainan istilah  Indonesia dalam pergerakan nasional dimulai dari para mahasiswa Indonesia di negeri Belanda. Pada tahun  1908 para mahasiswa Indonesia di negeri Belanda mendirikan organisasi yang bernama Indische Vereeninging. Seiring dengan penggunaan istilah Indonesia, maka pada tahun 1922 berganti nama menjadi Indonesisch Vereeniging, dan pada tahun 1942 berganti nama menjadi Perhimpunan Indonesia.Majalahnya yang semula bernama Hindia Poetra juga berubah menjadi Indonesia Merdeka.Sejak saat itu, kata Indonesia banyak dipakai oleh organisasi-organisasi pergerakan di Indonesia.
Sebagai istilah pengetahuan, nama Indonesia makin popular dipakai di samping istilah Nusantara, yaitu ketika Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) mendirikan Biro Pers  di Belanda pada tahun 1931 yang diberi nama  Biro Pers Indonesia  (Indonesisch Pers-bureau).
Penggunaan Istilah Indonesia sebagai identitas nasional mencapai puncaknya pada Kongres Pemuda  II pada tanggal 28 OKtober 1928 yang mencetuskan kebulatan tekad dalam Sumpah Pemuda  yang berisi 3 hal pokok yaitu bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu, yaitu Indonesia.
Usaha pemakaian kata Indonesia dalam arti politik pada tahun 1930 ketika itu, Moh.Husni Thamrin mengajukan usulan tentang pergntian kata-kata Nederlands Indie dan Inlender dihapuskan dari undng-undang dan diganti dengan Indonesie, Indonesier, Indonosessch. Namun usulan ini ditolak oleh pemerintah Belanda.
Istilah Indonesia sebagai arti politik ketatanegaraan secara resmi digunakan pada masa Revolusi Agustu 1945 dan puncaknya ketika dikumandangkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus   1945.

B.Pemakain Istilah Indonesia Dalam Pergerakan Nasional            
                Pemakaian istilah ‘Indonesia’ belum begitu popular di kalangan bumi putera.Namun, penggunaan kata Indonesia makin popular ketika Ki Hajar Dewantara pada tahun 1914 menggunakan istilah ‘Indonesia’ sebagai nama biro pers yang beliau dirikan di Belanda yaitu Indonesisch Pers-berau.
            Pada tahun 1992 untuk pertama kalinya kaum pergerakan nasional menggunakan istilah ‘Indonesia’, yaitu ketika Moh.Hatta dan A.Soebardjo bersama anggota lainnya mengganti nama Perhimpunan Hindia menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).Pada tahun 1925, PI mengeluarkan suatu pernyataan yang dikenal dengan istilah Manifesto Politik (Manipol) 1925 yang berisi tentang PI tetap menggunakan nama Indonesia sekaligus memakai nama Belanda yaitu Indonesisch Vereeniging sebagai nama perkumpulannya.
            Pada tahun 1928, Kongres Pemuda Indonesia yang pertama diadakan di Jakarta.Kongres tersebut bertujuan untuk menanamkan semangat kerja sama antara perkumpulan pemuda di Indonesia.Namun, usaha untuk mempersatukan organisasi kepemudaan melalui Kongres Pemuda gagal karena masih kentalnya rasa kedaerahan dalam organisasi-oganisasi tersebut.Kemudian atas inisiatif Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPPI), Kongres Pemuda Indonesia II  diadakan di Jakarta.Tujuannya adalah untuk mempersatukan segala perkumpulan pemuda Indonesia dalam suatu organisasi.Kongres ini menghasilkan Sumpah Pemuda.Dalam kongres ini pula, untuk pertama kalinya W.R.Supratman memainkn lagu ciptannya yang berjudul  Indonesia Raya.
           
Selain itu, dalam usaha pergerakan nasional, kaum wanita Indonesia juga mengadakan Kongres Perempuan Indonesia yang diadakan pada 22 Desember 1928 sebagai penegasan bahwa kaum wanita Indonesia berjuang bagi kepentingan seluruh wanita Indonesia.
             Dari  uraian diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa upaya menumbuhkan rasa nasionalisme di Indonesia diawali dengan pembentukan identitas nasional yaitu dengan adanya penggunaan istilah “Indonesia” untuk menyebut negara kita ini. Dimana selanjutnya istilah  Indonesia dipandang sebagai identitas nasional, lambing perjuangan bangsa Indonesia dalam menentang penjajahan. Kata yang mampu mempersatukan bangsa dalam melakukan perjuangan dan pergerakan melawan penjajahan, sehingga segala bentuk perjuangan dilakukan demi kepentingan Indonesia bukan atas nama daerah lagi.

0 komentar:

Post a Comment